BATAS AKHIR
kau senang melihat matahari pagi
lalu kau mulai berlayar
kau senang melihat bulan purnama
juga bintang yang ditemani malam
lalu kau mulai tidurmu
senang melihat matahari pagi
mulai berlayar
melihat bulan purnama
bintang yang ditemani malam
mulai tidurmu
matahari pagi
berlayar
bulan purnama
tidurmu
2009
SAJAK LANGIT
belum terusik kabut hujan
di antara tuan-tuan telah menodai
langit yang hanya diam memberi
di depan langit telah menanti
sang nujum negeri seberang
menopang hujan di antara pesta dansa tuan-tuan
langit melengking
hujan bergemuruh diantara tawa
serupa keping uang di atap rumah
dapat tuan sesalikah
bila langit berlarian pulang
kerumah Bapanya, di antara masa kecilnya?
Ledeng, 2009
PERMINTAAN
aku ingin hidup satu abad saja
berpijak di atas bumi satu abad saja
mengapdi satu abad saja
berkarya di atas tanah satu abad saja
ingin kubahagiakan orang tuaku
segenap daya dan kemampuan
ingin kucerdaskan segenap bangsaku
segenap ilmu dan pikiran
kiranya Tuhan memberiku satu abad saja
menghisap dan menghembuskan nafas
melihat mentari disiang hari
bulan dimalam hari
Setia Budhi, 2008
DETIK DAN INGATAN
aku masih ingat
ketika bersama tangkai daun dan akar
melewati tahun-tahun lalu
menyalakan kembang api
yang diberikan malaikat
terasa janggal kutelusuri akhir tahun
hanya aku di jagad
bersama ingatan yang masih berbuah rindu
kapan laut dapat kukeringkan
bersama dengan pulau kurapatkan
tak mampu lagi
hidup dalam kekeringan dari daun
akar yang selalu mengelirkan kasih sayang
Bandung, 2009
BIODATA SINGKAT
De Ferdinan Saragih, lahir di Sigodang, Simalungun, 4 desember 1988. Belajar di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung. Bergiat di komunitas Pengejakata. karyanya pernah di publikasikan di beberapa media, dan tergabung di dua buku antologi bersama.
Kamis, 08 Oktober 2009
Sajak De Ferdinan Saragih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar